Budidaya singkong dengan pupuk kandang di Provinsi Lampung semakin diminati

 

Budidaya Tanaman Singkong dengan Pupuk Kandang di Provinsi Lampung

Singkong merupakan salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia, dan Provinsi Lampung dikenal sebagai salah satu daerah penghasil singkong terbesar di tanah air. Saat ini, budidaya singkong dengan menggunakan pupuk kandang semakin populer di Lampung, mengingat pupuk kandang memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan tanaman. Berikut ini adalah panduan lengkap mengenai budidaya singkong dengan pupuk kandang yang sedang digemari oleh para petani di Lampung.

Manfaat Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan jenis pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Penggunaan pupuk kandang pada budidaya singkong memiliki berbagai manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan Kesuburan Tanah: Pupuk kandang mengandung berbagai unsur hara yang penting untuk pertumbuhan tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
  • Memperbaiki Struktur Tanah: Pupuk kandang membantu meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air dan udara, sehingga tanah menjadi lebih gembur dan mudah diolah.
  • Ramah Lingkungan: Sebagai pupuk organik, pupuk kandang tidak mencemari lingkungan dan membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Tahapan Budidaya Singkong dengan Pupuk Kandang

  1. Persiapan Lahan

    • Pembersihan Lahan: Bersihkan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Lahan yang bersih akan memudahkan proses pengolahan tanah.
    • Pengolahan Tanah: Gemburkan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 20-30 cm. Tanah yang gembur akan memudahkan akar singkong untuk tumbuh.
  2. Pemupukan Dasar

    • Aplikasi Pupuk Kandang: Sebelum penanaman, sebarkan pupuk kandang secara merata di atas lahan dengan dosis sekitar 20 ton per hektar. Campurkan pupuk kandang dengan tanah agar tercampur sempurna.
    • Penambahan Pupuk Anorganik: Untuk hasil yang lebih optimal, tambahkan juga pupuk anorganik seperti urea, TSP, dan KCl sesuai dengan rekomendasi.
  3. Penanaman

    • Pemilihan Bibit: Pilih bibit singkong yang sehat dan bebas dari penyakit. Potong batang singkong dengan panjang sekitar 20-25 cm.
    • Penanaman Bibit: Tanam bibit singkong secara vertikal atau miring dengan kedalaman 5-10 cm dan jarak tanam 80-100 cm antara tanaman.
  4. Pemeliharaan

    • Penyiraman: Lakukan penyiraman secara rutin, terutama pada musim kemarau. Pastikan tanah selalu dalam kondisi lembab tetapi tidak tergenang.
    • Penyiangan: Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman secara berkala untuk menghindari persaingan nutrisi.
    • Pemupukan Susulan: Lakukan pemupukan susulan dengan pupuk kandang atau pupuk organik lainnya setiap 2-3 bulan sekali untuk menjaga ketersediaan nutrisi.
  5. Pengendalian Hama dan Penyakit

    • Identifikasi Hama dan Penyakit: Kenali jenis hama dan penyakit yang umum menyerang tanaman singkong, seperti ulat grayak dan tungau merah.
    • Pengendalian Terpadu: Gunakan metode pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, seperti penggunaan pestisida nabati, pemasangan perangkap, dan pemberian musuh alami.
  6. Panen

    • Waktu Panen: Singkong biasanya dapat dipanen setelah 8-12 bulan setelah tanam, tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhan.
    • Cara Panen: Cabut tanaman singkong dengan hati-hati agar umbi tidak rusak. Potong batang singkong dan pisahkan umbi dari tanah.

Kesimpulan

Budidaya singkong dengan pupuk kandang di Provinsi Lampung semakin diminati karena berbagai manfaat yang ditawarkannya. Pupuk kandang tidak hanya meningkatkan kesuburan dan struktur tanah, tetapi juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Dengan mengikuti langkah-langkah budidaya yang tepat, petani di Lampung dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas singkong yang dihasilkan, serta memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Komentar