Budidaya
kangkung darat dapat dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi.
Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus
mendapatkan curah hujan dan sinar matahari yang cukup. Kangkung darat bisa
diperbanyak dengan biji dan stek. Namun khusus untuk kangkung darat, para
petani biasa melakukannya dengan biji.
Penyiapan
benih untuk budidaya kangkung
Untuk
mendapatkan tanaman yang baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang
baik pula.
Benih
kangkung darat yang baik adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen
dan tumbuhnya tegak setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang
tumbuh menjalar tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih
yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan
menurun.
Pengolahan
lahan dan pemupukan dasar
Pada
budidaya kangkung darat tanah harus
diolah dengan dicangkul agar gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter
dan panjang menyesuaikan dengan petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm. Pupuk
kandang lebih praktis karena tidak perlu menyiapkannya secara intensif, cukup
mendiamkannya hingga kering sebelum digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos
relatif lebih lama. Apabila menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran
ayam dibanding kotoran kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat
terurai, sehingga cocok dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat.
Tebarkan pupuk tersebut di atas bedengan.
Penanaman
Penanaman
dengan cara ditebar
Penanaman
pada budidaya kangkung darat dapat ditebar langsung atau ditugal. Sementara itu, cara disemaikan
dan lalu dipindah tidak terlalu ekonomis untuk budidaya kangkung darat. Cara ditebar langsung dilakukan dengan
menebarkan benih di atas bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan
ditempat yang kurang orang atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini
adalah boros pada penggunaan benih.
Cara yang kedua yaitu, dengan ditugal.
Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak
tanam sehingga bisa didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak
antara lubang tugal adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya
saja dengan cara ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya
akan lebih lama. Penugalan tidak perlu
terlalu dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang
terlalu kuat.
Pemeliharaan
dan pemupukan lanjutan
Dalam
budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat
merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya
pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap
panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah
masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan
relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang
telah diberikan diawal.
Pemeliharaan
selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat
memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi,
daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin,
setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang
hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya
intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal
selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat
adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran
benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga
potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma
tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.
Hama
yang biasa menyerang kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera
Litura) dan kutu daun dari (jenis Myzus
Persicae dan Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun
bolong-bolong dan pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun
membuat tanaman kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan
dari tanaman.
Sementara
itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo
Ipomoeae Panduratae). Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada
daun kemudian akan semakin meluas. Dalam
budidaya kangkung darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara
terpadu. Untuk mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan
rotasi tanam, mengatur jarak tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau
bila terpaksa bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan
sereh wangi.
Panen
dan pemasaran
Budidaya
kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan
bisa dilakukan dengan dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung
organik, sebaiknya pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar
kangkung organik, yakni pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung
yang lengkap dengan akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan
tanaman kangkung sebanyak 23 ton per hektar.
Sebelum
di kemas dan dikirim ke pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut
dibersihkan dulu dari tanah. Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air
bersih agar terhindar dari kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung
di tempat yang lembab dan jangan tersengat sinar matahari langsung.
Komentar
Posting Komentar